PRODUKTIVITAS PRIMER PERAIRAN
Elriza Charis Nurroji
12 / 333083 / PN / 12865
Manajemen Sumberdaya Perikanan
Intisari
Produktivitas
primer adalah jumlah energi cahaya yang diserap dan kemudian disimpan oleh
organisme-organisme produsen melalui kegiatan fotosintesis dan kemosintesis
dalam suatu periode waktu tertentu Praktikum produktivitas primer bertujuan
untuk mempelajari cara pengukuran produktivitas primer perairan dengan
menggunakan metode botol terang gelap, mengetahui produktivitas primer suatu
perairan dan mengetahui keterkaitan antara produktivitas primer dengan
kepadatan dan jenis-jenis plankton di suatu perairan. Produktivitas primer
adalah kecepatan terjadinya fotosintesis atau pengikatan karbon. Praktikum ini
dilaksanakan di dua lokasi yaitu di kolam perikanan UGM dan danau lembah UGM
pada hari sabtu 02 November 2013. Pelakasanaan praktikum produktivitas primer
dilakukan dengan menggunakan metode botol terang gelap. Metode ini dilakukan
dengan cara menanam botol terang gelap di dua lokasi tersebut dengan kedalaman
30cm dan 50cm dari permukaan air.Penanaman dilakukan pada pukul 06.00 WIB dan
pengamatan dilakukan pada pukul 12.00
dan 18.00 WIB. Semakin tinggi produktivitas primer suatu perairan maka semakin
baik untuk mendukung kelangsungan hidup organism didalamnya, dan dipengaruhi
oleh intensitas cahaya.
Kata
kunci : air, danau, densitas, kolam, plankton, produktivitas primer
PENDAHULUAN
Danau
merupakan salah satu perairan lentik (tenang) yang memiliki banyak kegunaan
seperti sup[lai air bersih, irigasi, PLTA, dan perikanan. Khususnya dalam
bidang perikanan danau harus memiliki beberapa syarat untuk dapat dijadikan
tempat budidaya. Salah satu syarat yang sangat penting adalah produktivitas
primer yang ada di perairan itu. Produktivitas primer sangat berpengaruh karena
merupakan awal dari rantai makanan di perairan. Tingginya produktivitas primer
diharapkan nantinya produksi ikan dalam budidaya meningkat sehingga dapat
memenuuhi kebutuhan protein hewani bagi masyarakat.
Produktivitas
primer dari suatu ekosistem dapat didefinisikan sebagai jumlah energi cahaya
yang diserap dan kemudian disimpan oleh organisme-organisme produsen melalui
kegiatan fotosintesis dan kemosintesis dalam suatu periode waktu tertentu (
Widianingsih, 2002). Fotosintesis merupakan proses mensintesis glukosa (
karbohidrat ) dari ikatan-ikatan anorganik karbondioksida dan air. Cahaya
disimpan dalam bentuk zat-zat organik yang dapat digunakan sebagai bahan
makanan oleh organisme heterotrofik (Setyapermana, 1979). Oleh karena hal
tersebut, produktivitas primer pada suatu ekosistem dapat dijadikan tolak ukur
suatu ekosistem baik ataupun buruk. Pengukuran kadar CO2 dan kadar O2 merupakan
kunci dari produktifitas primer. Produktivitas primer juga dapat dipengaruhi
oleh faktor kedalaman, semakin dalam suatu perairan maka semakin rendah
produktivitas primernya. ( Nybakken, 1982 ).
Praktikum
produktivitas primer bertujuan untuk mempelajari cara pengukuran produktivitas
primer perairan dengan menggunakan metode botol terang gelap, mengetahui
produktivitas primer suatu perairan dan mengetahui keterkaitan antara
produktivitas primer dengan kepadatan dan jenis-jenis plankton di suatu
perairan.
METODOLOGI
Praktikum
produktivitas primer dilakukan di dua tempat yaitu kolam perikanan dan danau
lembah UGM. Praktikum dilaksanakan pada tanggal 30 oktober 2010. Metode yang
digunakan dalam praktikum produktivitas primer adalah metode botol terang
gelap. Prinsip kerja yang dilakukan pertama setiap botol di isi air permukaan
dari perairan yang ditetapkan produktivitas primernya. Pengisian dilakukan pada
waktu matahari belum cukup intensif bersinar (sekitar pukul 06.00 wib).
Pengukuran kadar O2 dilakukan pada waktu siang hari sekitar pukul 12.00 wib dan
sore hari pukul 18.00 wib. Penghitungan Produktivitas primer dilakukan dengan
menggunakan rumus: produktivitas primer kotor= (LB-DB)(1,375)/(1,2)t
Dengan
LB= kandungan O2 akhir botol terang; DB= kandungan O2 akhir dalam botol gelap;
1,2= angka pembagi untuk prposes fotosintesis; 1,375= faktor konfersi dari
pembentukan oksigen ke karbon dioksida yang digunakan; t= waktu inkubasi.
Selain itu kepadatan plankton juga dihitung. Kepadatan plankton dapat diketahui
dengan mengambil sampel air kemudian menfiksasi menggunakan larutan 4%
formalin. Sampel dimasukkan kedalam Sedgwick rafter kemudian diamati dengan
menggunakan mikroskop. Kepadatan plankton dihitung menggunakan rumus, densitas
plankton= d x b/c individu/L , dengan d= jumlah semua plankton; b= volume air
dalam botol; c= volume sedgwick rafter; a= sampel air . Indeks diversitas
plankton dapat dihitung dengan rumus: Plankton H = -∑Ni/N 2logNi/N. Alat dan
bahan yang digunakan adalah botol terang dan gelap, plastic, karet, tali,
ember, plankton net, Sedgwick rafter, mikroskop, larutan formalin 4%, dan
bahan-bahan kimia untuk pengukuran kandungan oksigen terlarut dengan metode
baku.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Untuk mengetahui kondisi kesuburan
suatu perairan dapat dilihat dari pengukuran produktivitas primer dari perairan
tersebut dengan meninjau dari segi aktivitas hasil fotosintesis dan
keterkaitannya dengan parameter fisik,kimia dan biolog perairan tersebut.
Produktivitas primer merupakan kecepatan produksi zat organic yang diawali
dengan konversi energy cahaya matahari menjadi zat-zat organic melalui proses fotosintesis
(Campbell,2002). Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas primer adalah
cahaya, nutrient, dan suhu selain ketiga factor tersebut jenis fitoplankton
juga berperan dalam mendukung produktivitaas primer perairan. Kemudian cahaya
juga berpengaruh dimana cahaya matahari tergantung waktu (harian,musiman,
tahunan) dan masih banyak factor lain pengaruh produktivitas primer perairan.
Danau
|
|
||||||
12.00
|
18.00
|
||||||
inlet
|
|
outlet
|
|
inlet
|
|
outlet
|
|
30cm
|
50cm
|
30cm
|
50cm
|
30cm
|
50cm
|
30cm
|
50cm
|
0,0376
|
0,0145
|
0,113
|
0,075
|
-0,00289
|
-0,00144
|
0,0057
|
0
|
Grafik
1.1 Produktivitas Primer Danau Perikanan UGM kedalaman 30 cm

Praktikum dilakukan pada danau
perairan bagian inlet dan outlet. Dari hasil pengamatan pada pukul 12.00 WIB
pada perairan inlet mengalamai kenaikan produktivitas primernya dan mengalami
penurunan produktivitas primer pada pukul 18.00 WIB. Hal ini dikarenakan pada
siang hari cahaya matahari cukup tinggi sehingga membantu aktivitas
fotosintesis oleh fitoplankton yang menghasilkan oksigen yang tinggi. Hal yang
sama juga terjadi pada perairan outlet dimana peningkatan produktivitas primer
terjadi pada pukul 12.00 WIB dan akan menurun pada pukul 18.00 WIB. Hal ini
terjadi karena pada siang hari intensitas cahaya matahari terpenuhi, terjadi
proses fotosintesis sehingga mampu menghasilkan produksi bahan organic dengan
bantuan energy matahari. Sedangkan pukul 18.00 WIB matahari mulai hilang
sehingga tidak terjadi fotosintesis.Faktor cahaya yang menurun maka
produktivitas primernya pun juga akan menurun (Wetzel,1975).
Grafik
1.2 Produktivitas Primer Danau Perikanan UGM pukul 12.00 WIB

Pada
grafik pengamatan dapat diketahui bahwa pada perairan inlet dan outlet
produktivitas primer pada kedalaman 30 cm lebih tinggi dibandingkan dengan
kedalaman 50 cm. Hal ini disebabkan karena pada kedalaman yang dekat dengan
permukaan intensitas cahaya yang tinggi sehingga plankton dapat melakukan
proses respirasi dan fotosintesis menyebabkan nilai produktivitas primernya
semakin meningkat. Selain itu pada kedalaman yang tinggi tekanannya akan
meningkat sehingga kada oksigen menurun.Akibat penurunan kadar oksigen yang
rendah nilai produktivitas primer akan menurun. Sehingga pada kedalaman 50cm
produktivitas primer lebih rendah daripada kedalaman 30cm (Wetzel,1975).
Grafik
1.3 Produktivitas Primer Danau Perikanan UGM kedalaman 50 cm

Pada grafik pengamatan menunjukkan
bahwa produktivitas primer pukul 12.00 WIB di outlet lebih tinggi dibandingkan
pukul 18.00 WIB. Pada inlet pun produktivitas primer pukul 12.00 WIB lebih
tinggi daripada pukul 18.00 WIB, hal ini disebabkan karena intensitas cahaya
matahari saat siang tinggi sehingga fitoplankton dapat berfotosintesis
sehinggaa DO tinggi.
Grafik
1.4 Produktivitas Primer Danau Perikanan UGM pukul 18.00 WIB

Dari hasil yang diperoleh pada grafik, pada perairan
inlet produktivitas primer dengan kedalaman 50 cm lebih tinggi daripada
kedalaman 30 cm. Tetapi hal ini berbanding terbalik pada daerah outlet dimana
produktivitas primer dengan kedalaman 30 cm lebih tinggi dibandingkan kedalaman
50 cm. Hal ini dikarenakan pada perairan outlet dengan kedalaman 30cm cahaya
matahari dapat menyerap kedalaman 50cm produktivitas primernya lebih tinggi
daripada 30cm. Hal ini dipengaruhi oleh factor banyaknya fitoplankton yang ada
pada kedalaman 50cm serta bahan organic yang tinggi sehingga nutrient yang tersedia
juga banyak.
Kolam
|
|
||||||
12.00
|
18.00
|
||||||
inlet
|
|
outlet
|
|
inlet
|
|
outlet
|
|
30cm
|
50cm
|
30cm
|
50cm
|
30cm
|
50cm
|
30cm
|
50cm
|
0,026
|
0,02
|
0,052
|
0,032
|
0,033
|
0,039
|
0,052
|
0,0275
|
Grafik
2.1 Produktivitas Primer Kolam Perikanan UGM pada kedalaman 30cm

Pada grafik diatas dapat diketahui
pada perairan inlet nilai produktivitas primer pukul 12.00 WIB lebih rendah
dibandingkan pada pukul 18.00 WIB. Hal ini disebabkan karena pada perairan
inlet pukul 18.00 WIB, dipengaruhi oleh tingkat respirasi. Apabila respirasi
organism kecil maka mempengaruhi produktivitas primer yang dihasilkan tinggi. Apabila
organism sedikit, kadar oksigen diperairan banyak, sehingga produktivitasnya
pun tinggi. Sedangkan pada perairan outlet produktivitas primer pada pukul
18.00 WIB dan 12.00 WIB relative sama, hal ini dipengaruhi oleh beberapa factor
diantaranya suhu, apabila suhu tinggi maka air pun juga ikut panas dan relative
bertahan sampai pada sore hari (Odum,1984). Suhu berperan dalam reaksi
enzimatik pada proses fotosintesis. Pada grafik dapat dilihat perairan outlet
lebih tinggi produktivitas primernya dibandingkan dengan inlet, hal ini
dipengaruhi oleh bahan organic yang lebih tinggi pada perairan outlet, sehingga
nutrient yang tersedia pun lebih banyak. Suplai unsure hara yang dibawa oleh
air sehingga bahan makanan ke perairan dan pergerakan air akan mempengaruhi
jumlah dan aktivitas material fotosintesis.
Grafik
2.2 Produktivitas Primer Kolam Perikanan UGM Pada Pukul 12.00 WIB

Dari data diatas dapat diketahui
pada perairan inlet dan outlet pada
kedalaman 30cm lebih tinggi nilai produkivitas primernya dibandingkan kedalaman
50cm, hal ini terjadi karena banyaknya energy cahaya matahari yang diserap oleh
perairan. Semakin tinggi cahaya matahari, semakin tinggi pula produktivitas
primernya.

Pada grafik diperoleh hasil,
kedalaman 50cm pada daerah inlet suatu perairan pukul 12.00 WIB lebih rendah
produktivitas primernya dibandingkan pada pukul 18.00 WIB, hal ini mungkin
dipengaruhi oleh aktivitas zooplankton yang ada, tingkat respirasi pun
berpengaruh apabila respirasi kecil produktivitas primernya besar.
Grafik
2.4 Produktivitas Primer Kolam Perikanan UGM Pada Pukul 18.00 WIB

Pada grafik produktivitas primer
pada pukul 18.00 WIB, dapat dilihat pada perairan inlet pada kedalaman 30cm produktivitas
primernya lebih rendah serta kedalaman 50cm lebih tinggi, ini dipengaruhi oleh
kandungan bahan organic pada kedalaman 50cm lebih banyak, sehingga jumlah
nutrient meningkat. Pada perairan outlet produktivitas tinggi pada kedalaman
30cm dipengaruhi cahaya matahari, suhu relative tinggi, kandunagn nutrient
banyak menyebabkan kadar bahan organic dan anorganik tinggi.
Produktivitas primer sangat pentin g
dipelajri karena dapat mengetahui kualitas suatu perairan, serta kesuburan
perairan. Dan hal lain dapat mengetahui hubungan produktivitas primer dengan
densitas dan diversitas plankton.\
Manfaat produktivitas bago program
studi Manajemen Sumberdaya Perikanan adalah dapat mengetahui kualitas perairan,
sehingga dapat melestarikan suatu perairan agar tetap subur dan mencegah
pencemaran perairan serta dapat menjaga keanekaragaman organisme.
KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan yang dilakukan
dapat disimpulkan bahwa cara pengukuran produktivita primer menggunakan metode
botol gelap dan terang yang ditanam pada pukul 06.00 WIB, serta digantungkan
pada kedalaman 30cm dan 50cm. Semakin tinggi produktivitas primer suatu
perairan maka semakin baik untuk mendukung kelangsungan hidup organism
didalamnya, dan dipengaruhi oleh intensitas cahaya. Keterkaitan produktivitas
primer dengan densitas dan diversitas plankton adalah apabila produktivitas
tinggi dan densitas tinggi menandakan perairan didominasi oleh fitoplankton ,
berperan dalam fotosintesis. Produktivitas tinggi, membuat Bahan Organik dan
nutrient tinggi, juga dapat berpengaruh terhadap diversitas plankton. Jika
produktivitas rendah organism yang dominan adalah zooplankton.
SARAN
Efisiensi
waktu dalam praktikum harus diperhatikan lagi dan harus ada perbandingan tiap
beberapa hari kedepan apakah suatu perairan berubah atau tidak.
DAFTAR
PUSTAKA
Boyd.
E. C., 1979. Water Quality in Warm
Water Fish Ponds. Auburn Univercity Agricultural Experiment Stasion. Alabama.
389 p.
Brum,
GD. Dan LK. McKane. 1989. Biology of Exploring Life. John Wiley & Sons
Press.
New York.
Campbell,N.A.2002. Biologi (Terjemahan).
Edisi kelima Jilid 3.Erlangga. Jakarta.
Leviton, J. S. 1982. Marine Biology.
Prentice Hall Inc. New Jersey. USA. 526 p.
Nybakken,
James W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Odum,
D.A.1984. Surface Water Treatmen Far Communities in Developing Countries. John
Wiby. New York.
Payne,A.I.1986. The Ecology of Tropical
Lakes and River. John Willey and Sons. Singapore.
Setiapermana,
D. 1979.Produktivitas Primer dan Beberapa Cara Pengukurannya. Oseana. Lembaga
LON LIPI, Jakarta.
Triyatmo,
B., Rustadi, Djumanto, S.B., Priyono, Krismono, N Sehenda, dan Kartamihardja,
E.S., 1997. Studi Perikanan Di Waduk Sermo: Studi Biolimnologi. Lembaga
Penelitian UGM Bekerjasama Dengan Agricultural Research Management Project.
BPPP. 65 hal
Wetzel,
Robert G. 1975. Limnology, Lake and River Ecosystem, 3th Edition. Sounders
College. Philadelphia.
Widianingsih,
et all. 2002. Fluktuasi Asimetris Pada Berbagai Jenis Kerang (Bivalve) Laut
Sebagai Upaya Biomonitoring Pencemaran Lingkungan Pantai. Fak. Perikanan dan
Ilmu Kelautan UNDIP. Semarang.