Jumat, 19 September 2014

laporan limnologi produktivitas primer perairan



PRODUKTIVITAS PRIMER PERAIRAN
Elriza Charis Nurroji
12 / 333083 / PN / 12865
Manajemen Sumberdaya Perikanan

Intisari
Produktivitas primer adalah jumlah energi cahaya yang diserap dan kemudian disimpan oleh organisme-organisme produsen melalui kegiatan fotosintesis dan kemosintesis dalam suatu periode waktu tertentu Praktikum produktivitas primer bertujuan untuk mempelajari cara pengukuran produktivitas primer perairan dengan menggunakan metode botol terang gelap, mengetahui produktivitas primer suatu perairan dan mengetahui keterkaitan antara produktivitas primer dengan kepadatan dan jenis-jenis plankton di suatu perairan. Produktivitas primer adalah kecepatan terjadinya fotosintesis atau pengikatan karbon. Praktikum ini dilaksanakan di dua lokasi yaitu di kolam perikanan UGM dan danau lembah UGM pada hari sabtu 02 November 2013. Pelakasanaan praktikum produktivitas primer dilakukan dengan menggunakan metode botol terang gelap. Metode ini dilakukan dengan cara menanam botol terang gelap di dua lokasi tersebut dengan kedalaman 30cm dan 50cm dari permukaan air.Penanaman dilakukan pada pukul 06.00 WIB dan pengamatan  dilakukan pada pukul 12.00 dan 18.00 WIB. Semakin tinggi produktivitas primer suatu perairan maka semakin baik untuk mendukung kelangsungan hidup organism didalamnya, dan dipengaruhi oleh intensitas cahaya.

Kata kunci : air, danau, densitas, kolam, plankton, produktivitas primer


PENDAHULUAN
Danau merupakan salah satu perairan lentik (tenang) yang memiliki banyak kegunaan seperti sup[lai air bersih, irigasi, PLTA, dan perikanan. Khususnya dalam bidang perikanan danau harus memiliki beberapa syarat untuk dapat dijadikan tempat budidaya. Salah satu syarat yang sangat penting adalah produktivitas primer yang ada di perairan itu. Produktivitas primer sangat berpengaruh karena merupakan awal dari rantai makanan di perairan. Tingginya produktivitas primer diharapkan nantinya produksi ikan dalam budidaya meningkat sehingga dapat memenuuhi kebutuhan protein hewani bagi masyarakat.
Produktivitas primer dari suatu ekosistem dapat didefinisikan sebagai jumlah energi cahaya yang diserap dan kemudian disimpan oleh organisme-organisme produsen melalui kegiatan fotosintesis dan kemosintesis dalam suatu periode waktu tertentu ( Widianingsih, 2002). Fotosintesis merupakan proses mensintesis glukosa ( karbohidrat ) dari ikatan-ikatan anorganik karbondioksida dan air. Cahaya disimpan dalam bentuk zat-zat organik yang dapat digunakan sebagai bahan makanan oleh organisme heterotrofik (Setyapermana, 1979). Oleh karena hal tersebut, produktivitas primer pada suatu ekosistem dapat dijadikan tolak ukur suatu ekosistem baik ataupun buruk. Pengukuran kadar CO2 dan kadar O2 merupakan kunci dari produktifitas primer. Produktivitas primer juga dapat dipengaruhi oleh faktor kedalaman, semakin dalam suatu perairan maka semakin rendah produktivitas primernya. ( Nybakken, 1982 ).
Praktikum produktivitas primer bertujuan untuk mempelajari cara pengukuran produktivitas primer perairan dengan menggunakan metode botol terang gelap, mengetahui produktivitas primer suatu perairan dan mengetahui keterkaitan antara produktivitas primer dengan kepadatan dan jenis-jenis plankton di suatu perairan.


METODOLOGI
Praktikum produktivitas primer dilakukan di dua tempat yaitu kolam perikanan dan danau lembah UGM. Praktikum dilaksanakan pada tanggal 30 oktober 2010. Metode yang digunakan dalam praktikum produktivitas primer adalah metode botol terang gelap. Prinsip kerja yang dilakukan pertama setiap botol di isi air permukaan dari perairan yang ditetapkan produktivitas primernya. Pengisian dilakukan pada waktu matahari belum cukup intensif bersinar (sekitar pukul 06.00 wib). Pengukuran kadar O2 dilakukan pada waktu siang hari sekitar pukul 12.00 wib dan sore hari pukul 18.00 wib. Penghitungan Produktivitas primer dilakukan dengan menggunakan rumus: produktivitas primer kotor= (LB-DB)(1,375)/(1,2)t
Dengan LB= kandungan O2 akhir botol terang; DB= kandungan O2 akhir dalam botol gelap; 1,2= angka pembagi untuk prposes fotosintesis; 1,375= faktor konfersi dari pembentukan oksigen ke karbon dioksida yang digunakan; t= waktu inkubasi. Selain itu kepadatan plankton juga dihitung. Kepadatan plankton dapat diketahui dengan mengambil sampel air kemudian menfiksasi menggunakan larutan 4% formalin. Sampel dimasukkan kedalam Sedgwick rafter kemudian diamati dengan menggunakan mikroskop. Kepadatan plankton dihitung menggunakan rumus, densitas plankton= d x b/c individu/L , dengan d= jumlah semua plankton; b= volume air dalam botol; c= volume sedgwick rafter; a= sampel air . Indeks diversitas plankton dapat dihitung dengan rumus: Plankton H = -∑Ni/N 2logNi/N. Alat dan bahan yang digunakan adalah botol terang dan gelap, plastic, karet, tali, ember, plankton net, Sedgwick rafter, mikroskop, larutan formalin 4%, dan bahan-bahan kimia untuk pengukuran kandungan oksigen terlarut dengan metode baku.


HASIL DAN PEMBAHASAN
            Untuk mengetahui kondisi kesuburan suatu perairan dapat dilihat dari pengukuran produktivitas primer dari perairan tersebut dengan meninjau dari segi aktivitas hasil fotosintesis dan keterkaitannya dengan parameter fisik,kimia dan biolog perairan tersebut. Produktivitas primer merupakan kecepatan produksi zat organic yang diawali dengan konversi energy cahaya matahari menjadi zat-zat organic melalui proses fotosintesis (Campbell,2002). Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas primer adalah cahaya, nutrient, dan suhu selain ketiga factor tersebut jenis fitoplankton juga berperan dalam mendukung produktivitaas primer perairan. Kemudian cahaya juga berpengaruh dimana cahaya matahari tergantung waktu (harian,musiman, tahunan) dan masih banyak factor lain pengaruh produktivitas primer perairan.



Danau




12.00
18.00
inlet

outlet

inlet

outlet

30cm
50cm
30cm
50cm
30cm
50cm
30cm
50cm
0,0376
0,0145
0,113
0,075
-0,00289
-0,00144
0,0057
0

Grafik 1.1 Produktivitas Primer Danau Perikanan UGM kedalaman 30 cm
            Praktikum dilakukan pada danau perairan bagian inlet dan outlet. Dari hasil pengamatan pada pukul 12.00 WIB pada perairan inlet mengalamai kenaikan produktivitas primernya dan mengalami penurunan produktivitas primer pada pukul 18.00 WIB. Hal ini dikarenakan pada siang hari cahaya matahari cukup tinggi sehingga membantu aktivitas fotosintesis oleh fitoplankton yang menghasilkan oksigen yang tinggi. Hal yang sama juga terjadi pada perairan outlet dimana peningkatan produktivitas primer terjadi pada pukul 12.00 WIB dan akan menurun pada pukul 18.00 WIB. Hal ini terjadi karena pada siang hari intensitas cahaya matahari terpenuhi, terjadi proses fotosintesis sehingga mampu menghasilkan produksi bahan organic dengan bantuan energy matahari. Sedangkan pukul 18.00 WIB matahari mulai hilang sehingga tidak terjadi fotosintesis.Faktor cahaya yang menurun maka produktivitas primernya pun juga akan menurun (Wetzel,1975).

Grafik 1.2 Produktivitas Primer Danau Perikanan UGM pukul 12.00 WIB
 








            Pada grafik pengamatan dapat diketahui bahwa pada perairan inlet dan outlet produktivitas primer pada kedalaman 30 cm lebih tinggi dibandingkan dengan kedalaman 50 cm. Hal ini disebabkan karena pada kedalaman yang dekat dengan permukaan intensitas cahaya yang tinggi sehingga plankton dapat melakukan proses respirasi dan fotosintesis menyebabkan nilai produktivitas primernya semakin meningkat. Selain itu pada kedalaman yang tinggi tekanannya akan meningkat sehingga kada oksigen menurun.Akibat penurunan kadar oksigen yang rendah nilai produktivitas primer akan menurun. Sehingga pada kedalaman 50cm produktivitas primer lebih rendah daripada kedalaman 30cm (Wetzel,1975).

Grafik 1.3 Produktivitas Primer Danau Perikanan UGM kedalaman 50 cm
           
            Pada grafik pengamatan menunjukkan bahwa produktivitas primer pukul 12.00 WIB di outlet lebih tinggi dibandingkan pukul 18.00 WIB. Pada inlet pun produktivitas primer pukul 12.00 WIB lebih tinggi daripada pukul 18.00 WIB, hal ini disebabkan karena intensitas cahaya matahari saat siang tinggi sehingga fitoplankton dapat berfotosintesis sehinggaa DO tinggi.







Grafik 1.4 Produktivitas Primer Danau Perikanan UGM pukul 18.00 WIB
 









            Dari hasil  yang diperoleh pada grafik, pada perairan inlet produktivitas primer dengan kedalaman 50 cm lebih tinggi daripada kedalaman 30 cm. Tetapi hal ini berbanding terbalik pada daerah outlet dimana produktivitas primer dengan kedalaman 30 cm lebih tinggi dibandingkan kedalaman 50 cm. Hal ini dikarenakan pada perairan outlet dengan kedalaman 30cm cahaya matahari dapat menyerap kedalaman 50cm produktivitas primernya lebih tinggi daripada 30cm. Hal ini dipengaruhi oleh factor banyaknya fitoplankton yang ada pada kedalaman 50cm serta bahan organic yang tinggi sehingga nutrient yang tersedia juga banyak.



Kolam




12.00
18.00
inlet

outlet

inlet

outlet

30cm
50cm
30cm
50cm
30cm
50cm
30cm
50cm
0,026
0,02
0,052
0,032
0,033
0,039
0,052
0,0275

Grafik 2.1 Produktivitas Primer Kolam Perikanan UGM pada kedalaman 30cm

            Pada grafik diatas dapat diketahui pada perairan inlet nilai produktivitas primer pukul 12.00 WIB lebih rendah dibandingkan pada pukul 18.00 WIB. Hal ini disebabkan karena pada perairan inlet pukul 18.00 WIB, dipengaruhi oleh tingkat respirasi. Apabila respirasi organism kecil maka mempengaruhi produktivitas primer yang dihasilkan tinggi. Apabila organism sedikit, kadar oksigen diperairan banyak, sehingga produktivitasnya pun tinggi. Sedangkan pada perairan outlet produktivitas primer pada pukul 18.00 WIB dan 12.00 WIB relative sama, hal ini dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya suhu, apabila suhu tinggi maka air pun juga ikut panas dan relative bertahan sampai pada sore hari (Odum,1984). Suhu berperan dalam reaksi enzimatik pada proses fotosintesis. Pada grafik dapat dilihat perairan outlet lebih tinggi produktivitas primernya dibandingkan dengan inlet, hal ini dipengaruhi oleh bahan organic yang lebih tinggi pada perairan outlet, sehingga nutrient yang tersedia pun lebih banyak. Suplai unsure hara yang dibawa oleh air sehingga bahan makanan ke perairan dan pergerakan air akan mempengaruhi jumlah dan aktivitas material fotosintesis.

Grafik 2.2 Produktivitas Primer Kolam Perikanan UGM Pada Pukul 12.00 WIB
            Dari data diatas dapat diketahui pada perairan inlet dan outlet  pada kedalaman 30cm lebih tinggi nilai produkivitas primernya dibandingkan kedalaman 50cm, hal ini terjadi karena banyaknya energy cahaya matahari yang diserap oleh perairan. Semakin tinggi cahaya matahari, semakin tinggi pula produktivitas primernya.



Grafik 2.3 Produktivitas Primer Kolam Perikanan UGM Pada Kedalaman 50cm
            Pada grafik diperoleh hasil, kedalaman 50cm pada daerah inlet suatu perairan pukul 12.00 WIB lebih rendah produktivitas primernya dibandingkan pada pukul 18.00 WIB, hal ini mungkin dipengaruhi oleh aktivitas zooplankton yang ada, tingkat respirasi pun berpengaruh apabila respirasi kecil produktivitas primernya besar.

Grafik 2.4 Produktivitas Primer Kolam Perikanan UGM Pada Pukul 18.00 WIB
            Pada grafik produktivitas primer pada pukul 18.00 WIB, dapat dilihat pada perairan inlet pada kedalaman 30cm produktivitas primernya lebih rendah serta kedalaman 50cm lebih tinggi, ini dipengaruhi oleh kandungan bahan organic pada kedalaman 50cm lebih banyak, sehingga jumlah nutrient meningkat. Pada perairan outlet produktivitas tinggi pada kedalaman 30cm dipengaruhi cahaya matahari, suhu relative tinggi, kandunagn nutrient banyak menyebabkan kadar bahan organic dan anorganik tinggi.
            Produktivitas primer sangat pentin g dipelajri karena dapat mengetahui kualitas suatu perairan, serta kesuburan perairan. Dan hal lain dapat mengetahui hubungan produktivitas primer dengan densitas dan diversitas plankton.\
            Manfaat produktivitas bago program studi Manajemen Sumberdaya Perikanan adalah dapat mengetahui kualitas perairan, sehingga dapat melestarikan suatu perairan agar tetap subur dan mencegah pencemaran perairan serta dapat menjaga keanekaragaman organisme.


KESIMPULAN
            Dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa cara pengukuran produktivita primer menggunakan metode botol gelap dan terang yang ditanam pada pukul 06.00 WIB, serta digantungkan pada kedalaman 30cm dan 50cm. Semakin tinggi produktivitas primer suatu perairan maka semakin baik untuk mendukung kelangsungan hidup organism didalamnya, dan dipengaruhi oleh intensitas cahaya. Keterkaitan produktivitas primer dengan densitas dan diversitas plankton adalah apabila produktivitas tinggi dan densitas tinggi menandakan perairan didominasi oleh fitoplankton , berperan dalam fotosintesis. Produktivitas tinggi, membuat Bahan Organik dan nutrient tinggi, juga dapat berpengaruh terhadap diversitas plankton. Jika produktivitas rendah organism yang dominan adalah zooplankton.

SARAN
Efisiensi waktu dalam praktikum harus diperhatikan lagi dan harus ada perbandingan tiap beberapa hari kedepan apakah suatu perairan berubah atau tidak.

DAFTAR PUSTAKA
Boyd. E. C., 1979. Water Quality in Warm Water Fish Ponds. Auburn Univercity Agricultural Experiment Stasion. Alabama. 389 p.
Brum, GD. Dan LK. McKane. 1989. Biology of Exploring Life. John Wiley & Sons Press.    
 New York.
Campbell,N.A.2002. Biologi (Terjemahan). Edisi kelima Jilid 3.Erlangga. Jakarta.
Leviton, J. S. 1982. Marine Biology. Prentice Hall Inc. New Jersey. USA. 526 p.
Nybakken, James W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT Gramedia Pustaka  Utama. Jakarta.
Odum, D.A.1984. Surface Water Treatmen Far Communities in Developing Countries. John Wiby. New York.
Payne,A.I.1986. The Ecology of Tropical Lakes and River. John Willey and Sons. Singapore.
Setiapermana, D. 1979.Produktivitas Primer dan Beberapa Cara Pengukurannya. Oseana. Lembaga LON LIPI, Jakarta.
Triyatmo, B., Rustadi, Djumanto, S.B., Priyono, Krismono, N Sehenda, dan Kartamihardja, E.S., 1997. Studi Perikanan Di Waduk Sermo: Studi Biolimnologi. Lembaga Penelitian UGM Bekerjasama Dengan Agricultural Research Management Project. BPPP. 65 hal
Wetzel, Robert G. 1975. Limnology, Lake and River Ecosystem, 3th Edition. Sounders
                  College. Philadelphia.
Widianingsih, et all. 2002. Fluktuasi Asimetris Pada Berbagai Jenis Kerang (Bivalve) Laut Sebagai Upaya Biomonitoring Pencemaran Lingkungan Pantai. Fak. Perikanan dan Ilmu Kelautan UNDIP. Semarang.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar